Jatuh dari Puncak

Jatuh dari Kemuliaan
Saya tidak asing dengan volatilitas pasar. Sebagai analis blockchain sejak 2016 dan pembuat model risiko berbasis AI untuk klien institusi, saya telah melihat banyak kisah seperti ini—tapi jarang yang begitu menyentuh secara emosional.
Seorang pria pernah menjabat sebagai wakil manajer pabrik milik negara di Handan, Hebei—penghasilan stabil, mobil mewah (ya, Audi), rumah tanpa hipotek. Kehidupannya mencerminkan kesuksesan: liburan bersama putrinya, rasa hormat dari rekan-rekan. Lalu datang masa emas digital.
Pada 2020, ia mulai trading crypto. Bukan karena memahaminya—justru karena mendengar ‘Bitcoin akan membuatmu kaya’.
Dan dimulailah pelan-pelan keruntuhan semua yang telah dibangunnya.
Pembakaran Perlahan: Dari Taruhan Kecil hingga Kebangkrutan Total
Ia tidak langsung kehilangan semuanya. Justru itulah yang paling berbahaya.
Awalnya keuntungan kecil dari trading crypto memberi harapan. Lalu muncul daya tarik leverage: kontrak 10x, bahkan 50x yang menjanjikan hasil besar dengan modal sedikit.
“Saya mulai kecil,” katanya saat wawancara. “Tapi kemudian… saya lihat untung lenyap cepat—dan ingin balik lagi.”
Di sinilah kerusakan nyata dimulai.
Strateginya? Terus masuk setelah rugi—menggunakan pinjaman aplikasi seperti Huabei dan AnYiHua; meminjam teman; bahkan menjual apartemen adiknya untuk menutup utang.
Tidak ada aturan stop-loss. Tidak ada rencana manajemen risiko. Hanya satu keputusan setelah lainnya didorong oleh penyangkalan dan putus asa.
Biaya Sebenarnya Bukan Uang — Tapi Identitasnya
Perlu saya tekankan: kehilangan uang adalah bagian dari investasi. Namun apa yang terjadi di sini bukan sekadar bangkrut finansial—tapi runtuhnya psikologis.
Bahkan ketika ia menjaminkan rumah sendiri untuk pinjaman bunga tinggi (20–30% per tahun), tidak ada jalan mundur lagi. Yang lebih buruk? Bohong terus-menerus kepada keluarga tentang uang itu digunakan untuk apa. Ia menyembunyikan utang hingga meledak di depan istri—and she left him with their five-year-old daughter.
Pukulan terakhir? Ayahnya mengirim pesan: “Rumah ini tidak punya tempat untukmu lagi.”
Momen itu bukan sekadar emosional—tapi ilmu perilaku dalam aksi: fallacy biaya terpendam + aversi terhadap kerugian + kecanduan judi = zona bencana.
Hingga hari ini, meski mengemudi 13–14 jam sehari sebagai sopir taksi dengan penghasilan bersih hanya $100 per hari, ia tetap melihat grafik tiap malam seolah-olah jawaban ada di sana.
Bisakah Benar-Benar Pulih?
Pemerintah online dengan tulus membantu dia—KOL Liangxi memberi dana awal ¥50k (\(6750) plus bantuan hidup bulanan (\)5k/bulan). Gestur mulia—untuk membantu orang bertahan tanpa jatuh lagi.* Tetapi mari kita jujur: bisakah seseorang yang candu leverage 100x benar-benar percaya bahwa ia tidak akan mencoba lagi? The system rewards short-term wins over long-term survival—and that illusion is deadly for people already psychologically destabilized by loss. Pada pekerjaan saya menganalisis pola perilaku DeFi menggunakan alat pembelajaran mesin di laboratorium afiliasi LSE, saya menemukan bahwa trader yang rugi besar sering kembali—not out of greed alone but out of trauma-driven need for redemption.* Frasa “Saya akan dapatkan kembali apa yang hilang” kedengar rasional—but it’s pure cognitive dissonance in disguise.* Jadi ya—he might avoid further collapse now… but will he ever truly recover? The answer lies not in more capital—but self-awareness.* Kebenaran? Tidak ada kesempatan kedua ketika seluruh identitas runtuh di bawah utang dan kepalsuan.* Satu-satunya pemulihan nyata adalah membangun ulang tanpa mencoba merebut kembali apa yang sebenarnya tak pernah menjadi miliknya.
BlockchainOracle
Komentar populer (2)

Ang Gulo ng Life
Sabi nga nila, ‘stable income’ daw siya—pero ang kanyang buhay ay parang NFT: nasa mataas na value pero wala pang real utility.
From Audi sa Crypto
Ginawa niyang ‘safe investment’ ang Bitcoin? Grabe, nagbili pa ng apartment ng kapatid para i-convert sa BTC—parang sinubukan niyang i-bless ang crypto gamit ang bloodline.
Ngayon: 14 Oras sa Kalesa
Ngayon ay driver na siya ng Grab—pero baka mas malakas pa ang addiction kay Bitcoin kaysa sa pagtulog.
Ano ba talaga? Ang $300K na nawala ay hindi lang pera… ito’y identity. At ang recovery? Hindi naman sa chart… kundi sa pag-amin: “Opo, natapos ako.”
Tama ba ako? Comment section, magtampok tayo! 🚖💸

## 元エリートの落魄人生 元国有企業幹部が、100倍レバレッジで全財産溶かして、今やタクシー運転手。アメ車もオーディーも全部売ったってさ…。
## チャート見ながら泣いてる? 1日13時間運転して月1万円稼ぐのに、夜な夜なチャート見てるって…。まるで『俺はまだ復活できる』と自己暗示かけてる感じ。
## 誰も救えないのは、自分自身 借金隠し、妻と娘を失い、父からも「この家にはいない」と言われた。これ以上ないくらいの『損切り』だよ。
でもね、本当の問題はお金じゃない。『自分というアイデンティティ』が崩れたことだよ。
だからこそ、この話は笑えない。でも…ちょっとだけ笑っちゃうよね?
みんなどう思う?コメント欄で語り合おう!🔥