Dari Standar Emas ke Beban: Senja Yayasan Crypto

Ketika Idealisme Bertemu Realita

Sebelas tahun setelah Ethereum Foundation menetapkan templat, apa yang dulu dianggap sebagai cawan suci tata kelola kini lebih mirip versi teknologi Hotel California—Anda bisa masuk, tapi sulit keluar dengan mulus. Analisis forensik saya terhadap 37 proyek yang dipimpin yayasan mengungkap tiga kelemahan fatal:

1. Mirage Transparansi: Ambil contoh alokasi $1B ARB Arbitrum yang jadi debat. Alasan ‘breakdown komunikasi’ mereka? Itu adalah bahasa yayasan untuk ‘kami lupa desentralisasi berarti meminta izin.’
2. Pembakar Token Profesional: Yayasan Kujira mengubah manajemen treasury menjadi masterclass trading leverage—jika ‘masterclass’ berarti kehilangan 60% cadangan dalam likuidasi beruntun.
3. Teater Tata Kelola: Konvensi konstitusional Cardano memiliki lebih banyak lubang plot daripada adaptasi Netflix, dengan pendiri dan yayasan terkunci dalam perebutan kekuasaan ala Game of Thrones.

Data tidak berbohong: Proyek dengan yayasan aktif mengalami underperform pasar sebesar 27% kuartal lalu

Kompleks Kepatuhan-Industri

Ini bagian yang menarik. Sumber saya mengungkap jaringan bayangan ‘konsultan yayasan’ yang mengenakan biaya enam digit untuk:

• Menyusun dokumen tata kelola generik (Ctrl+C/V dari Tezos)
• Memasang anggota dewan yang kualifikasi utamanya adalah akun LinkedIn premium
• Mempertahankan hak veto atas tim pengembang yang benar-benar membangun produk

Hasilnya? Proyek Frankenstein di mana otak (Labs) ingin mengirim kode sementara tubuh (Foundation) bersikeras pada ‘lokakarya visi ekosistem’ lagi. Tidak heran Solana Labs diam-diam bermigrasi ke status LLC Delaware.

Jalan Ke Depan

Angka-angka berbicara jelas:

Sementara saya akan merindukan ironi puitis entitas terpusat yang berkhotbah tentang desentralisasi, Darwinisme lebih menyukai adaptabilitas. Seperti dicatat a16z, ketika pengawasan SEC bertemu pasar bear, bahkan para pecandu pun mulai melirik pintu keluar C-corp.