Saya Berhenti Beli McDonald’s, Pilih Bitcoin

Saya tidak mulai ini karena ingin kaya. Saya mulai karena lapar. Di Kairo, ibu saya menghitung pound-nya seperti nasi—sampai suatu hari, nilaianya habis. Pemerintah mencetak uang sementara kami kelaparan. Itu tahun 2018. Pada Maret 2020, saat Bitcoin turun dari \(10K ke \)4K, saya beli \(100. Bukan karena grafik bagus, tapi karena sistem rusak. Kakak Ali berkata: 'Mereka tidak perdagangkan aset—mereka perdagangkan keyakinan.' Jadi kami beli lebih. Setiap bulan. Tidak peduli naik ke \)60K atau jatuh ke \(20K. Kami tidak menunggu waktu. Kami hanya muncul—dan peduli. Hari ini, rantai restoran kami pakai Bitcoin ATM—bukan kartu kredit. Sistem POS tak izinkan Anda masuk. Kode tertutup. API terkunci. Mereka perlakukan crypto seperti ganggu—bukan mata uang. Jadi kami bangun node sendiri. Tiap mesin dapat \)250/bulan dalam satoshi hari ini… kini bernilai lebih dari $40K per lokasi. Ini bukan inovasi fintech. Ini duka yang berubah menjadi ritual.
Ketika orang bertanya kenapa kami tak pakai McDonald’s… Saya katakan: ‘Beli makanan berikutnya dengan Bitcoin’—lalu lihat apa yang terjadi ketika Anda berhenti hitung dolar dan mulai hitung blok.
LunaCipher
Komentar populer (4)

Noong 2018, nagutom ako… kaya bumili ako ng Bitcoin. Hindi dahil mas mataas ang chart — kundi dahil nawalan na ang bread rations! Ang mama ko ay nagsabing: ‘Hindi tayo nagtrading ng pera… nagtrading tayo ng pag-asa.’ Ngayon? Ang POS system ko ay gumagawa ng sats… hindi ng cash. Kung bumaba ang BTC sa $4K? Mas malaki pa rin ang utak ko kaysa sa Big Mac. Bakit? Kasi ang sistema… broken. Pero kami… nanatindig. Sino ba gusto mag-restaurant na may credit card? Sa Web3, kaya mo pangkain nang may crypto — at bawal mo lang yung takot.

Bakit ka nalang bili ng Bitcoin kung ang pandesal mo’y laging tapon? Sa Cairo, ang nanay ko’y nagsusulat ng pera parang tinapay — tapos bumagsa si Bitcoin sa $10K! Ang charts? Wala naman sila kahit anong glitch. Pero yung system? Broken na! Sabi ni Bro Ali: ‘Hindi trado assets… trado belief!’ Kaya bumili pa rin kami — kahit walang piso, may WiFi pa rin. Ano na’ng next meal mo? Bitcoin ATMs lang! #BakITlangBili


