Revolusi Sunyi 7 Wanita

Minggu yang Mengubah Kepercayaan Saya pada Teknologi

Saya tiba di Foundry NYC 2.2 dengan harapan biasa—konferensi kripto penuh demo glamor dan janji kosong. Tapi yang terjadi lebih mirip sesi terapi bagi para pembangun.

Selama lima hari, saya duduk berhadapan dengan pendiri yang belum tidur selama tiga hari, namun tetap tersenyum saat MVP mereka runtuh. Bukan karena putus asa—tapi karena penuh semangat tujuan.

Di sanalah saya sadar: kekuatan terbesar di Web3 bukan kode atau modal. Tapi umpan balik—mentah, tak disensor, dan disampaikan dengan hati.

PMF Bukan Istilah Kosong—Tapi Cermin

“Kamu sedang menipu dirimu sendiri,” kata Karma Gora sambil minum kopi, suaranya tenang tapi tajam seperti log debug.

Dia tidak bicara tentang saya secara khusus. Dia bicara tentang kita semua. Kita semua pikir sudah temukan product-market fit (PMF). Tapi bagaimana? Dengan hitung jumlah pendaftar? Atau naiknya harga token?

Tidak. PMF adalah saat pengguna berkata: “Aku lupa butuh ini sampai kamu buat.” Saat mereka kembali tanpa insentif.

Di Foundry NYC 2.2, setiap tim harus tunjukkan penggunaan nyata—bukan mockup atau janji belaka. Seorang pendiri menunjukkan prototipe Figma-nya yang belum dapat pendapatan $0. Ia tidak minta maaf—malah tersenyum:

“Ini versi 0,1 dari sesuatu yang membuat pengguna kembali sendiri.” Itu bukan hype; itu kerendahan hati.

Kirim Cepat atau Berhenti—Tidak Ada Jalan Tengah

“Ingin bangun mobil? Mulai dari skateboard,” kata Keone Hon dalam keynote.

Saya tertawa—lalu langsung merasa bersalah karena tertawa.

Kita habiskan minggu membahas diagram arsitektur sementara Pumpfun diluncurkan dengan separuh fiturnya hilang—dan tetap meledak dalam waktu singkat.

Di ekosistem ini, kecepatan pengiriman bukan sekadar keunggulan—tapi kelangsungan hidup. Satu tim ubah strategi GTM di tengah minggu setelah umpan balik dari @PareenL (Founder Community Lead). Mereka rilis versinya pagi Jumat.

Itu bukan fleksibilitas—itu obsesi.

Dan jujur saja? Sebagai orang yang dibesarkan antara laboratorium AI dan slamen puisi bawah tanah di Brooklyn, saya lelah dengan ekosistem di mana politik lebih penting daripada kemajuan. Di sini? Satu-satunya mata uang adalah kebenaran—and kode kerja nyata.

Dari Niche Kripto Menjadi Ajaib untuk Semua Orang?

Pendapat Patrick Hizon paling tepat: “Kami tidak membangun untuk orang dalam kripto—tapi untuk semua orang.” Tujuannya bukan menang debat DevCon—tapi membuat hal rumit terasa mudah.

game LootGO tidak hanya menarik kolektor NFT; dirancang agar bahkan bibi saya—who thinks blockchain is ‘cara mewah bagi berbagi foto’—bisa main dan paham dalam hitungan menit.

dan ajaibnya? Bukan di teknologinya—but in empati nya. The breakthrough sejati adalah saat kita berhenti bertanya ‘Apakah ini akan memukau investor?’ dan mulai bertanya ‘Apakah ini membantu seseorang?’ The future of Web3 won’t be written by those chasing narratives—but by those solving small problems at scale, every single day.